Mekah pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dulu adalah negeri tauhid. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika orang-orang Mekah semakin jauh dari ilmu, pondasi tauhid yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan dan dilupakan.
Orang beribadah tidak lagi berpegang pada syariat Nabi Ibrahim. Akan tetapi, asal ikut tuntunan orang yang mereka tokohkan. Padahal, tokoh itu bukan orang berilmu. Mereka mulai mengarang-ngarang ibadah sendiri. Akhirnya, penduduk Mekah saat itu semakin tenggelam dalam kesesatan.
️ Hari ini, alhamdulillah, akidah dan tauhid kita relatif terjaga. Namun, harus diakui, rongrongan terhadap pondasi tauhid tidak pernah berhenti. Rayap-rayap akidah disebarkan dari segala sisi dan dengan berbagai cara. Jika negeri tempat diutusnya Nabi saja bisa berubah dari negeri tauhid menjadi negeri kesyirikan, apalagi negeri kita...?
Kita ini bangsa yang mudah lupa. Coba saja tengok sejarah. Pada tahun 1948, negeri kita pernah dikoyak pemberontakan PKI Madiun. Mayoritas korbannya kaum muslimin. Dengan track record seperti itu, ternyata PKI masih diberi panggung di negeri ini. Bahkan, berkembang pesat dan menjadi salah satu partai raksasa.
Kita sama-sama tahu apa yang kemudian terjadi pada tahun 1965. Mereka memberontak untuk kedua kalinya. Mayoritas korbannya, lagi-lagi, kaum muslimin....
Kenapa Mekah pernah mengalami perubahan dari negeri tauhid menjadi negeri kesyirikan?
Bukankah dari sejarah itu, mestinya kita bisa mengambil pelajaran?
Agar tragedi yang sama jangan sampai anak cucu kita rasakan. Saya tulis buku ini, semoga bisa menjadi alat bantu bagi anak-anak kita untuk menjaga ingatan....
~ Abunnada
Rp 69.000
#abunnada #asalusulkesyirikandimekah #tauhidanak #bukutauhid #tauhid #syirik