Rasulullah pernah merasakan kehilangan. Awal hidup beliau, bahkan, adalah kisah tentang berkali-kali ditinggal oleh orang tersayang.
Namun, ahli ilmu mengatakan, "saat itulah, ketika anak lain menangis dan berlari ke pangkuan ibunya, Sang Nabi bersimpuh langsung pada Rabb-nya."
Memang, kita merasakan, bahwa hal tersulit setelah kehilangan adalah melanjutkan kehidupan yang tak lagi sama.
Karena, dunia akan sama sekali berbeda tanpa mereka yang telah tiada.
Maka, tak sedikit orang yang kita dapati berbeda setelah kehilangan. Cerianya tak lengkap. Cerita hidupnya seperti berhenti di tempat.
Tapi, mau tidak mau hidup memang tetap berlanjut.
Dan Insya Allah, sebagaimana Nabi, semoga kita menemukan tempat bersimpuh terbaik.
Buku ini, mengajak kita menyelami berbagai kisah tentang kehilangan, bahwa kita semua pernah pada titik "rasa" yang sama, maka kita musti terus menjalani hidup yang masih dianugerahkan olehNya.
Membaca buku "Kamu dan Segala Kenangan", semoga bisa saling menguatkan